Hisyam Suhesa, S.T., M.M.

Guru di SMKN 4 Pandeglang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran Pelajar Untuk Indonesia

Peran Pelajar Untuk Indonesia

Pada dasarnya baik buruknya suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negara, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.

Generasi muda dapat di gambarkan sebagai titik tertinggi dari perkembangan jiwa manusia sehingga dalam fase ini merupakan waktu yang sangat ideal bagi seseorang untuk bebas melakukan apapun dalam hidupnya. Generasi muda juga digambarkan sebagai seseorang yang memiliki semangat tinggi, bertenaga, dan berintelektual.

Seperti yang telah kita ketahui, salah satu tonggak sejarah yang melibatkan generasi muda tak lain dan tidak bukan adalah sumpah pemuda, tepatnya tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah pemuda yang di tuliskan oleh Moehamad Yamin berisikan yaitu, bertanah air yang satu, berbangsa yang satu, dan berbahasa yang satu yang mana pada masing-masing kalimat memiliki arti, maksud dan tujuan tertentu.

Generasi muda juga harus memperjuangkan aspirasi masyarakat dari ketidaksesuaian kebijakan pemerintah. Karena sering kali kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan apa yang masyarakat harapkan.

Namun, seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, beban warga negara khususnya kalangan pelajar atau generasi muda semakin berat, mau tidak mau mereka harus mampu mempertahankan adat istiadat serta budaya bangsanya sendiri dari pengaruh buruk budaya asing sebagai bentuk nyata kecintannya terhadap bangsa Indonesia. Dengan begitu budaya bangsa indonesia akan tetap terjaga dan lestari.

Saya rasa kalangan pelajar dan generasi muda kita saat ini masih kurang akan pendidikan karakter dan moral sehingga masih belum paham akan fungsinya dalam kontribusi positif yang seharusnya ia lakukan sebagai bentuk kecintaannya terhadap NKRI.

Pemuda kita seharusnya dapat berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, agen perubahan dalam segala bentuk pembangunan nasional. Peran aktif para generasi muda dapat diwujudkan dengan menumbuhkan aspek etik dan moralitas dalam bertindak dalam segala dimensi kehidupan.

Sebagai agen perubahan dapat generasi muda wujudkan dengan cara mengembangkan pendidikan politik dan demokratisasi, biasanya di setiap sekolah selalu mengadakan pemilihan ketua OSIS yang dilakukan secara demokratis oleh seluruh warga sekolah bukan? Nah, dengan keterlibatan pelajar atau generasi muda dalam kegiatan tersebut sudah menjadi salah satu peranan generasi muda dalam fungsinya sebagai Agent of change.

Tidak sampai disitu, generasi muda juga harus mampu mengembangkan sumber daya ekonomi dan kepedulian masyarakat, contohnya dengan selalu menggunakan produk dalam negeri dan merasa bangga menggunakan produk tersebut. Lalu mulai berwirausaha dan menghasilkan produk-produk unggulan yang kualitasnya tak kalah saing dengan produk-produk luar. Hal ini tentu saja akan meningkatkan perekonomian masyarakat, bukan?

Dalam kepedulian masyarakat pelajar atau generasi muda juga dapat melakukan gotong royong atau bakti sosial terhadap lingkungan tempat tinggal sekaligus sebagai salah satu langkah menjadi generasi muda pencinta lingkungan yang baik.

Selain itu, saya juga melihat bahwa pemuda atau generasi muda indonesia saat ini sedang mengalami yang namanya degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa pada tanggung jawabnya sebagai seorang pemuda yang seharusnya perperan aktif dalam kontribusi positif mencintai tanah air. Tataran moral, sosial dan akademik tidak lagi memberi contoh dan teladan kepada masyarakat.

Faktanya dapat kita lihat dari berapa banyak kasus kalangan muda yang telah mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melakukan tindakan bejat lainnya seperti kasus pembegalan yang sekarang ini sedang marak di perbincangkan, belum lagi kasus pergaulan bebas yang banyak sekali di lakukan para remaja saat ini.

Seperti yang sudah saya katakan di atas, bahwa seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern, budaya asing baik yang bernilai positif mupun negatif mudah masuk melalui alat komunikasi yang pada era ini semakin canggih dan profesional. Sehingga warga negara kususnya bagi kalangan pelajar dan generasi muda di tuntut untuk lebih giat mempertahankan budaya bangsa ini karena budaya permisif dan pragmatisme yang kian merebak membuat sebagian pemuda terjebak dalam kehidupan yang serba instan, hedonis, dan terlepas dari idealisme sehingga cenderung menjadi manusia yang anti sosial.

“Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia” begitulah kira-kira perkataan founding father presiden pertama republik indonesia yang menegaskan betapa pentingnya generasi muda bagi kemajuan bangsa dan negara.

Bila generasi kita menjadi rusak karena terlalu banyak terkena pengaruh buruk budaya-budaya asing negatif, bisa jadi negara kita akan di jajah lagi oleh negara lain. Oleh karena itu, para generasi muda harus cepat tanggap dalam menghadapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil hal- hal positif dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan memiliki rasa cinta tanah air, rela berkorban demi kepentingan bangsa dan selalu menjungjung tinggi nama baik negara rasa bangga perlahan akan tumbuh dalam setiap jiwa generasi muda. Walaupun masih ada beberapa pemuda yang masih belum memiliki rasa cinta tanah air setidaknya mulailah dari diri sendiri.

Secara kualitatf, kalangan pemuda memang jauh lebih kreatif bila dibandingkan dengan kalangan lainnya, lebih berinovatif dengan ide dan gagasan mereka yang menarik, selain itu mereka juga memiliki rasa idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial.

Menurut berbagai sumber, tercatat bahwa 30-40% penduduk Indonesia adalah pemuda yang kisaran usianya 15-35 tahun dan akan lebih besar lagi jika kisaran menjadi 15-45 tahun. Dan pembaca harus percaya bahwa yang akan mempelopori pembangunan bangsa dari masa ke masa adalah generasi muda.

Oleh karenanya, kita turut prihatin dengan kondisi generasi muda kita saat ini, dan salah satu usaha untuk ikut berkontribusi dalam upaya cinta tanah air adalah dengan mengisi pembangunan, melakukan social kontrol dengan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dan melakukan pengabdian pada masyarakat.

Yang saya maskud mengisi pembangunan di sini adalah dengan cara belajar dengan baik di sekolah, ikut loba sana-sini dan membuat suatu penelitian ilmiah yang sekiranya hasil dari penelitian tersebut bisa saya share dan bisa bermanfaat bagi orang lain.

Dengan memahami peran pelajar atau generasi muda dalam kontribusi positif mencintai tanah air kebangkitan tanah air tak akan lama lagi kan kita gapai. Generasi muda harus bisa memerankannya secara proporsional, adil, arif, dan bijaksana tanpa menambil satu peran saja dan mengugurkan peran-peran yang lainnya.

Saat ini yang di perlukan generasi muda dan pelajar adalah keberanian mengemukakan gagasan tanpa takut kegagalan serta mampu mengoptimalkan kemerdekaan bangsa. Dengan demikian peranan pelajar atau generasi muda dalam kontribusi positif mencintai indonsesia telah sepenuhnya terealisasi dengan baik.

Suatu bangsa yang besar akan bertahan karena generasi mudanya yang berkualitas, yang selalu menggerakkan perubahan dan melakukan kegiatan-kegiatan positif untuk kemajuan bangsanya. Maka dari itu kita sebagai generasi muda perlu meningkatkan kemampuan positif sebagai bentuk kecintaan terhadap NKRI.

Memiliki rasa cinta terhadap tanah air sangatlah di perlukan. Rasa cinta tanah air diartikan sebagai rasa cinta sesungguhnya, mengandung unsur kasih sayang terhadap tanah air, dimana rasa cinta itu menimbulkan keiinginan untuk menjaga, melindungi dan membela dari semua ancaman yang menyerang. Rasa tersebut lahir dalam diriseseorang bersumber dari hati nuraninya. Bertekad untuk selalu mengabdi, memelihara, membela dan melindungi tanah airnya.

Salah satu sikap yang dapat generasi muda tunjukan sebagai kontribusinya mencintai tanah air adalah dengan cara selalu menjaga nama baik bangsa, hal itu dapat di wujudkan dengan cara mengikuti event-event internasional, misalnya olimpiade, SEA games, dan ASEAN games yang dapat mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Tak berhenti di situ, salah satu bentuk kontribusi yang dapat kalangan pelajar dan generasi muda lakukan adalah dengan cara menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yang merupakan salah sartu wujud demokrasi indonesia. Kemudian ikut serta dalam gerakan menjungjung tinggi hukum dan pemerintahan, hal itu dapat kita lakukan dengan cara yang tentu saja tidak rumit dan pastinya sangatlah mudah. Contohnya, selalu menaati peraturan yang berlaku, contohnya peraturan lalu lintas.

Biasanya para pelajar sering menggunakan kendaraan pribadi baik kendaraan beroda dua atau empat tanpa adanya kepemilikan surat ijin mengemudi (SIM), jarang sekali saya melihat pelajar menggunakan kendaraan pribadi yang sudah di lengkapi surat ijin mengemudi.

Selain itu, saya juga sering melihat para pelajar yang membawa kendaraan pribadi tanpa memakai alat pelindung yang sudah di tetapkan pemerintah, misalnya saja helm. Tidak hanya di kalangan pelajar, terkadang kalangan generasi muda yang lainnya juga sama. Sama-sama sulit untuk menaati peraturan.

Selain itu saya juga pernah melihat para pengemudi mobil sengaja tidak menggunakan sabuk pengaman (sealtbelt) saat berkendara dengan alasan ribet dan lain-lain. Mereka baru akan segera memasangnya ketika ada polisi di depan atau di jalan yang akan mereka lewati. Padahal keuntungan menggunakan alat pelindung bukan untuk pemerintah atau polisi yang sedang bertugas di jalan, namun keuntungan itu tak lain dan tidak bukan adalah milik pengendara itu sendiri.

Jadi, sampai kapan generasi muda kita akan terus seperti ini? Salah satu solusi terbaik adalah dengan cara membangun kembali semangat juang generasi muda yang sekarang kian terkikis oleh perkembangan jaman. Memupuknya kembali dengan sesuatu yang bernilai positif. Dimulai dengan langkah pelajar untuk belajar dengan bersungguh-sungguh, lalu di perkuat oleh masyarakat yang kian getol mempertahankan adat istiadat serta budayanya, dan selalu mementingkan kebersihan lingkungan.

Perlu kita ketahui, bahwa Jakarta saat ini adalah kota yang memiliki kualitas udara terburuk di dunia. Diambil dari situs BMKG disebutkan, bahwa nilai Ambang Batas (NAB) batas konsentrasi udara yang diperbolehkan adaah NAB PM 2,5 =65 ugram/m3. Jadi, jika jumlah partikulatnya melebihi batas tersebut, maka kualitas udaranya makin tidak sehat. Dan NAB yang kota Jakarta miliki sekarang telah melebihi batas sehingga sama sekali tidak memiliki kualitas udara yang baik.

Disinilah peranan generasi muda dibutuhkan, kalau bukan kita siapa lagi? kalau tidak sekarang ya mau kapan lagi? Tentu saja memulihkan kualitas udara menjadi lebih bersih tak seperti sulap “bim salabim ada kadabra” tapi butuh waktu. Setidaknya, harus di muli dari diri sendiri dan masyarakat tentunya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan warga khususnya para gnerasi muda untuk mulai memperbaiki kondisi buruk ini adalah dengan cara menanam tanaman antipolutan, meminimalisir kegiatan-kegiatan yang memicu rusaknya kualitas udara, contohnya seperti membakar sampah sembarangan.

Selain itu, generasi muda juga seharusnya mengadakan urban farming dalam rangka penghijauan, contohnya dengan membuat kebun-kebunan kecil untuk di tanami sayur mayur atau buah buahan. Ketika masa panen tiba hal ini dapat bermanfaat bagi persediaan bahan pangan.

Kemudian selalu mengadakan bakti sosial, juga bermanfaat sekali bagi salah satu bentuk perubahan ke arah yang positif. Dan sebenarnya masih banyak lagi langkah-langkah positif yang dapat dilakukan generasi muda untuk menjalankan tugasnya sebagai Agent of change.

Oleh sebab itu, generasi muda saat ini harus mampu membuat banyak perubahan. Hal ini dikarenakan generasi muda adalah ujung tombak dari pembangunan nasional. Mari terus berinovasi dan dan berkiprah dalam pebangunan negara, semuanya harus berfikiran maju. Mari bergerak untuk mengisi kemerdekaan demi masa depan bangsa yang lebih maju dan dapat bersaing dengan negara-negara lain. Memiliki semangat jiwa muda dapat membangun negara Indonesia yang lebih mandiri, bersatu dan berdamai walaupun berbeda agama, suku, adat istiadat, dan dapat berfikir secara rasional.

Terakhit dengan cara memiliki rasa cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara, serta menjungjung tinggi nilai nasionalisme dan persaudaraan antar agama, ras atau suku bangsa tidak akan ada lagi perpecahan atau perselisihan antar bangsa Indonesia karena erat dan semakin tingginya rasa bangga yang tertanam pada setiap jiwa-jiwa bangsa Indonesia terhadap negara sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post